Senin, 22 April 2013

::.. TENTANG DEFACE ..::


Deface adalah kegiatan mengubah halaman website orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut pastilanya ini adalah kejahatan dunia cyber. Deface terkenal juga dengan sebutan cybergraditti yaitu corat-coret website tertentu. Deface itu dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan dari website tersebut.
Google digunakan sebagai salah satu mesin pencari yang powerfull untuk mencari informasi yang tepat dan akurat. Pencarian informasi secara akurat, cepat dan tepat didasari oleh berbagai macam motif dan tujuan, terlepas dari tujuan itu baik atau buruk. Di bawah ini akan dijelaskan tentang perintah khusus pada Google, dan akan dijelaskan pengertian dan penggunaan dari tiap – tiap perintah untuk mendapatkan informasi tersembunyi dan sangat penting. Perintah – perintah tersebut antara lain :

1. intitle:
”intitle:” ialah sintaks perintah untuk membatasi pencarian yang hanya menghasilkan judul yang mengandung informasi pada topik yang dimaksud.
Sebagai contoh pada pencarian, ”intitle: password admin” (tanpa tanda kutip). Pencarian akan mencari page yang mengandung kata ”password” sebagai judulnya dengan prioritas utama ”admin”.





Jika pada pencarian terdapat dua query pencarian utama, digunakan sintaks ”allintitle:” untuk pencarian secara lengkap. Sebagai contoh pada pencarian ”allintitle:admin mdb”. Maka pencarian akan dibatasi pada dua subjek utama judul yaitu ”admin” dan ”mdb”.



2. inurl:
”inurl:” ialah sintaks perintah untuk membatasi pencarian yang hanya menghasilkan semua URL yang hanya berisi kata kunci informasi yang dimaksudkan. Sebagai contoh pencarian dalam pencarian,”inurl: database mdb”.

Pencarian akan menghasilkan semua URL yang hanya mengandung informasi tentang ”database mdb”. Hal yang sama juga berlaku pada sintaks ini, jika terdapat dua query pencarian utama, digunakan sintaks ”allinurl:” untuk mendapatkan list url tersebut.

Sebagai contoh pencarian ”allinurl: etc/passwd” , pencarian akan menghasilkan URL yang mengandung informasi tentang ”etc” dan ”passwd”. Tanda garis miring slash (/) diantara dua kata etc dan passwd akan diabaikan oleh mesin pencari Google.

3. site:
”site:” ialah sintaks perintah untuk membatasi pencarian suatu query informasi berdasarkan pada suatu situs atau domain tertentu. Sebagai contoh pada pencarian informasi: ”waveguide site:ugm.ac.id” (tanpa tanda kutip). Pencarian akan mencari topik tentang waveguide pada semua halaman yang tersedia pada domain ugm.ac.id.

4. cache:
”cache:” akan menunjukkan daftar web yang telah masuk ke dalam indeks database Google, yang berhasil didapatkan oleh Google Crawler. Sebagai contoh:
”cache:detik.com”, pencarian akan memperlihatkan list yang disimpan pada Google untuk page detik.com.

5. filetype:
”filetype:” ialah sintaks perintah pada Google untuk pencarian data pada internet dengan ekstensi tertentu (i.e. doc, pdf or ppt etc). Sebagai contoh pada pencarian : ”filetype:pdf” ”Linux Hacking” (tanpa tanda kutip). Pencarian akan menghasilkan file data dengan ekstensi ”.pdf” yang mengandung kata Linux dan Hacking.

6. link:
 ”link:” ialah sintaks perintah pada Google yang akan menunjukkan daftar list web pages yang memiliki link pada web page special. Sebagai contoh: ”link:www.detik.com” akan menunjukkan daftar web page yang memiliki point link pada halaman situs Detik.

7. related:
Sintaks ini akan memberikan daftar web pages yang serupa dengan web page yang di indikasikan.Sebagai contoh: ”related:www.detik.com”, pencarian akan memberi daftar web page yang serupa dengan homepage Detik.

8. intext:
Sintaks perintah ini akan mencari kata kata pada website tertentu. Perintah ini mengabaikan link atau URL dan judul halaman. Sebagai contoh :
”intext:admin” (tanpa tanda kutip), pencarian akan menghasilkan link pada web page yang memiliki keyword yang memiliki keyword admin.


Dengan menggunakan beberapa kata kunci di atas, Google akan menjadi ”pedang” yang bisa dimanfaatkan untuk menggali informasi yang tersembunyi, tak terduga, bahkan sangat penting bagi suatu pihak. Beberapa pihak yang rajin melakukan auditing (pemeriksaan) keamanan suatu sistem melalui jaringan internet biasanya menggunakan google sebagai sarana praktis untuk footprinting (penggalian data sistem yang akan diaudit). Pada kesempatan mendatang, akan kita coba menguak beberapa rahasia yang bisa didapat, hanya dengan google dan kecerdasan otak kanan kita.



Defacer website dapat merubah tampilan sebagian atau seluruhnya tergantung kemauan
defacer dan lubang yang bisa dimasuki, namun jika dia sudah putus asa, defacer akan
melakukan denial of servis (DoS) attack yaitu mengirimkan request palsu pada server
yang berlebihan sehingga kerja server lambat dan lama-kelamaan server akan crash dan
down.
Untuk dapat melakukan web deface, defacer melakukan beberapa tahap sebagai berikut :
a. Mencari kelemahan pada sistem security, menemukan celah yang dapat dimasuki untuk melakukan eksplorasi di server target. Dia akan melakukan scanning tentang sistem operasi, service pack, service yang enable, port yang terbuka, dan lain sebagainya. Kemudian dianalisa celah mana yang bisa dimasuki.
b. Melakukan penyusupan ke server korban. Teknik ini dia akan menggunakan beberapa tools, file yang akan disisipkan, file exploit yang dibuat sengaja untuk di-copy-kan. Setelah berhasil masuk , tangan-tangan defacer bisa mengobok-obok isi server. Tapi tidak adil kiranya jika hanya sharing tentang teknik deface web. Maka untuk
pengelola situs harus waspada, karena deface bisa jadi bencana yang sangat merepotkan. Pekerjaan menata ulang dan memperbaiki bagian yang rusak, bukan pekerjaan yang mudah. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut anda harus melakukan langkah-langkah

preventif sebagai berikut :


  1. Rutin melakukan update, upgrade dan patch pada sistem operasi dan aplikasiaplikasi yang dipakai.
  2. Memeriksa ulang dan memperbaiki konfigurasi pada sistem operasi, web server dan aplikasi lainnya.
  3. Menganalisa kembali service-service yang aktif, matikan jika tidak perlu.
  4. Mengatur jadwal untuk melakukan backup data penting, file konfigurasi sistem, database, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi deface, anda tinggal menggunakan data backup.
  5.  Melindungi server dengan firewall dan IDS. Kedua tools ini ampuh untuk mengatasi serangan denial of service(DoS) attack.
  6. Selalu memperhatikan hal-hal yang mencurigakan pada server, baca log system operasi, log web server ataupun log aplikasi.
  7. Melakukan vulnerability scanning secara rutin, juga melakukan private security test.

0 komentar:

Posting Komentar